Senin, 25 Mei 2009

PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL

A. Penyimpangan Sosial

1. Pengertian Perilaku Menyimpang dan Antisosial

Perilaku menyimpang dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku yang diekspresikan oleh seorang atau beberapa orang anggota masyarakat yang secara disadarai atau tidak disadari, tidak menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dan telah diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.

Selain perilaku menyimpang, dalam sosiologi dikenal konsep antisosial. Antisocial terdiri dari dua kata yaitu: anti berarti menentang atau memusuhi dan social yang berarti berkenaan dengan masyarakat. Baik perilaku menyimpang maupun antisocial pada hakikatnya sama, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan kaidah atau nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dan memerlukan pengendalian social agar tercipta keteraturan social ataupun ketertiban social.

2. Teori-Teori Penyimpangan Sosial

a. Teori Differential Association

b. Teori Labelling

c. Teori Merton

d. Teori Fungsi

3. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang

a. Penyimpangan Primer

b. Penyimpangan Sekunder

c. Penyimpanagn Individu

d. Penyimpangan Kelompok

e. Penyimpangan Situasional

4. Sifat-Sifat Perilaku Menyimpang

a. Penyimpangan Positif

b. Penyimpangan Negatif

5. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang

a. Siakp mental yang tidak sehat

b. Ketidakhharmonisan dalam keluarga

c. Pelampiasan rasa kecewa

d. Dorongan kebutuhan ekonomi

e. Pengaruh lingkungan dan media massa

f. Keinginan untuk dipuji

g. Proses belajar yang menyimpang

h. Ketidaksanggupan menyerap norma

i. Adanya ikatan social yang berlain-lainan

j. Proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan menyimpang

k. Kegagalan dalam proses sosialisasi

6. Media Pembentukan Perilaku Penyimpang

a. Keluarga

b. Lingkungan tempat tinggal

c. Kelompok bermain

d. Media massa

7. Contoh Perilaku Menyimpang

a. Tindakan criminal dan kejahatan

b. Kenakalan anak (juvenile delinquency)

Adapun penyebab kenakalan tersebut antara lain:

ü Lingkungan keluarga yang tidak harmonis

ü Situasi yang menjemukan dan membosankan

ü Lingkungan masyarakat yang tidak menentu bagi prospek kehidupan masa mendatang, seperti lingkungan kumuh dan penuh kejahatan

c. Penyimpangan seksual

Bentuk-bentuk penyimpangan seksual antara lain:

ü Homoseksual

ü Transeksual

ü Sadomasokisme

ü Ekshibisme

ü Voyeurisme

ü Fetishisme

ü Alkoholisme

ü Penyalahgunaan narkotika

ü Sadisme terhadap anak

B. Pengendalian Sosial

1. Pengertian Pengendalian Sosial

Menurut Berger, Pengendalian Sosial adalah cara yang digunakan untuk menertibkan anggota masyarakat yang membangkang.

Tujuan Pengendalian Sosial adalah:

a) Agar masyarakat mau mematuhi norma-norma social yang berlaku, baik dengan kesadaran sendiri maupun karena paksaan

b) Agar dapat mewujudkan keserasian dan ketentraman dalam masyarakat

c) Bagi orang yang melakukan penyimpangan diusahakan agar kembali mematuhi norma-norma yang berlaku

2. Jenis-Jenis Lembaga Pengendalian Sosial

Dalam pelaksanaan pengendalian social kita mengenal pengendalian social formal maupun pengendalian social nonformal. Disamping itu, berdasarkan sifat pengendalian social itu sendiri, ada pengendalian yang sifatnya prefentif (yang diusahakan sebelum adanya tindak pelanggaran) maupun pengendalian social represif (pengendalian social setelah tindak pelanggaran itu dilakukan)

Jenis-jenis lemnaga pengendalian social terbagi menjadi 5 macam yang sangat mendasa, antara lain:

a) Lembaga kepolisian

b) Lembaga kejaksaan

c) Lembaga pengadilan

d) Lembaga adat

e) Tokoh-tokoh masyarakat

3. Sifat-Sifat Pengendalian Sosial

a) Pengendalian social Prefentif

b) Pengendalian social Represif

c) Pengendalian social Gabungan

d) Pengendalian social Persuasif

e) Pengendalian social Koersif

4. Cara-Cara Pengendalian Sosial

a) Cemoohan

b) Teguran

c) Pendidikan

d) Agama

e) Gossip atau Desas-desus

f) Ostrasisme

g) Fraundulens

h) Intimidasi

i) Hokum

5. Akibat Tidak Berfungsinya Lembaga Pengendalian Sosial

a) Tidak adanya kepastian hokum

b) Kepentingan masyarakat sulit untuk dipenuhi

c) Sering terjadi konflik

d) Munculnya komersialisasi hukum, jabatan, dan kekuasaan.

e) Munculnya sindikat-sindikat kejahatan yang mempunyai kepentingan khusus

Untuk mengatasi hal tersebut, maka dapat dilakukan terapi social sebagi

a) Memperbaiki perangkat-perangkat hokum

b) Melakukan revitalisasi aparat penegak hokum

c) Melakuka usaha-usaha pembudayaan tertib social.

1 komentar: