Senin, 25 Mei 2009

BAB III

INTERAKSI SOSIAL DALAM DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL

A. Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan bentuk pelaksanaan kedudukan manusia sebagai makhluk sosial. Artinya, berbagai bentuk pergaulan sosial menjadi bukti betapa manusia membutuhkan kebersamaan dengan orang lain.

1. Faktor Interaksi Sosial

a. Imitasi

Adalah tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku, atau penampilan fisik secara berlebihan.

Contohnya Seorang anak meiru seorang idola ciliknya seperti cara berdandan dan memakai aksesori seperti artis yang diidolakan.

b. Sugesti

Adalah pemberian pengaruh atau pandangan dari suatu pihak kepihak lain.

Contohnya orang tua akan lebih mengarahkan tindakan anaknya dari pada sebaliknya.

c. Identifikasi

Adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi merupakan kelanjutan dari proses imitasi dan sugesti yang pengaruhnya telah amat kuat.

Contohnya seorang anak yang mengidentifikasikan dirinya seperti Bob Marley.

d. Simpati

Adalah suatu proses seseorang merasa tertarik dengan oang lain.

2. Syarat Interaksi Sosial

a. Kontak

Kontak bukan saja berarti saling menyentuh secara fisik ataupun berhadapan secara langsung.Kontak dapat tejadi pula lewat perantara.Perantara ini bisa berupa peralatan seperti telepon, telegram, radiao, surat dan Internet.

Dilihat dari wujunya kontak sosial dapat dibedakan menjadi :

1. Kontak antar individu

2. Kontak antar kelompok

3. Kontak ntar individu dan suatu kelompok

b. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.

Omponen-komponen komunikasi adalah :

1) Pengrim atau komunikator (sender)

2) Penerima atay komunikan (receiver)

3) Pesan (massage)

4) Uman balik (feedback)

B. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

1. Proses Asosiatif (Association Processes)

Interaksi soial yang bersifat positif, artinya mendukung seorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.

a. Kerjasama (Cooperation)

Adalah suatu bentuk usaha bersama antara orang perorangan atau suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Kerja sama dibedakan menjadi beberapa bentuk :

1) Kerja sama spontan

2) Kerja sama secara langsung

3) Kerjasama kontrak

4) Kerjasama tradisional

b. Akomodasi (accommodation)

Adalah suatu proses penyesuaian diri individu atau kelompok manusia yang semula saling bertentangan sebagai upaya untuk mengatasi ketegangan.

Bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut :

1) Koersi

Suatu benuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak suatu pihak terhadap pihak lain yang lebih lemah. Terjadi suatu pendominasian suatu kelompok atas kelompok lain.

2) Kompromi

Adalah suatu bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian.

3) Arbitasi

Arbitasi terjadi apbila phak-pihak yang berslisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri.

4) Mediasi

Hampir sama dengan arbitasi, tetapi pihak ketiga hanya penengah atau juru damai.

5) Konsiliasi

Upaya mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.

6) Toleransi

Adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan resmi

7) Stelemte

Terjadi ketika kelompok yang terlibat pertentanganmempunyai kekuatan seimbang, sehingga menyadarkan mereka tidak ada gunanya bertikai.

8) Ajudikasi

Penyelesaian masalah melalui jarur hokum atau pengadilan.

c. Asimilasi

Terjadi setelah melalui tahap kerja sama dan akomodasi. Merupakan perubahan yang dilakukan secara sukarela, yang umum dimulai dari penggunaan bahasa, ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok.

Asimilasi terjadi dengan 3 syarat berikut :

1) 2 kelompok yang mempunyai kebudayaan yang berbeda

2) Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dan waktu yang lama

3) Kebudayaan kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.

Faktor pendorong asimilasi :

1) Toleransi antara kelompok yang mempunyai kebudayaan berbeda.

2) Kesempatan yang sama dibidang ekonomi

3) Menghormati dan menghargai kebudayaan asing serta kebudayaan yang dibawanya.

4) Sikap terbuka dari golongan berkuasa dalam masyarakat.

5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal

6) Perkawinan antar 2 kelompok berbeda.

7) Mempunyai musuh yang sama dan menyakini kekuatan-kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut.

Faktor penghambat asimilasi :

1) Kelompok terisolasi

2) Kurangnya pengetahuan tentang pengetahuan baru

3) Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru.

4) Perasaan kebudaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada kelompok lain.

5) Perbedaan ciri fisik.

6) Persamaan yang kuat bahwa individu terkait pada kebudayaan kelompok yang bersangkutan

7) Golongan minoritas mengalami gangguan oleh kelompok penguasa.

d. Akulturasi

Adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan yang asli. Akulturasi merupakan hasil perpaduan dua kebudayaan dalam waktu yang lama.

2. Proses Disosiatif (opposition Processes)

a. Persaingan (competition)

Merupakan suatu proses sosial ketika ada dua pihak atau lebih saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Faktor yang menyebabkan terjadinya konflik dalammasyarakat adalah sebagai berikut :

1) Perbedaan pendirian dan persaingan individu.

2) Perbedaan latar belakang kebudayaan.

3) Perbedaan kepentingan antar individu dan kelompok.

4) Perubahan nilai yang cepat dan mendadak pada masyarakat.

Menurut Dahrendorf pembagian konflik adalah sebagai berikut :

1) Konflik antara atau dalam peran sosial.

2) Konflik antara kelompok-kelompok sosial.

3) Konflik antara kelompok yang terorganisasi dan tidak terorganisasi.

4) Konflik antara satuan nasional.

5) Konflik antara Negara, atau antar Negara dengan organisasi internasional.

Hasil dan akibat dari suatu konflik :

1) Meningkatkan solodaritas antar anggota kelompok yang engalami konflik dengan kelompok lain.

2) Keretakan hubungan antar anggota kelompok.

3) Perubahan kepribadian dalam diri individu.

4) Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa.

5) Dominasi bahkan penakhlukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik

Fungsi positif konflik adalah :

1) Dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas dipelajari.

2) Memunginkan adanya penyesuaian norma-norma kembali dan nilai-nilai serta hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok.

3) Jalan untuk mengurangi ketegangan antar individu dan antar kelompok.

4) Jalan untuk mengurangi atau menekan pertentangan yang terjadi dalam masyarakat.

5) Membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru.

6) Sarana untuk menciptakan keseimbangan kekuatan-kekuatan dalam masyarakat.

C. Status, Peran Dan Kelas Sosial

1. Kedudukan sosial (status sosial)

Adalah suatu tempat atau posisi seorang dalam kelompok sosial atau masyarakat secara umum sehubungan dengan keberadaan orang lain disekitarnya. Kedudukan sosial. Keduduan sosial meliputi lingkungan pergaulan, presentasi, hak dan kewajiban.

Dilihat dari proses tejadinya, kedudukan sosial (status) seseorang dibedakan menjadi 3, yaitu :

a. Ascribed Status, adalah kedudukan sosial yang diperoleh secara otomatis melalui kelahiran atau keturunan.

Contoh : Kedudukan keluarga darah biru yang diwarisi secara terus menerus.

b. Achieved Status, suatu kedudukan yang dicapai seseorang melalui usaha-usaha yang disengaja. Status sosial ini terbuka bagi siapa saja asalkan ada usaha.

Contoh : guru, dokter, hakim dsb.

c. Assigned Status, adalah status sosial yang diberikan kepada seseorang yang telah berjasa emperjuangkan sesuatu.

Contonya adalah gelar pahlawan untuk pejuang yang melwan penjajahan.

2. Peran (Role) sosial

Adalah pelahsanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosial yang disandangnya.

Dalam masyarakat terdapat keanekaragaman peran individu, keanekaragaman itu membawa akibat dinamis berupa konflik, ketegangan, kegagalan dan kesenjangan.

a. Konflik Peran

Terjadi apabila seseorang dengan kedudukan tertentu harus melaksanakan perang yang sesungguhnya tidak ia harapkan.

b. Ketegangan

Terjadi apabila seorang mengalami kesulitan untuk melakukan peran sosial yang dimilikinya karena adanya ketidak sesuaian atara kewajiban-kewajiban yang harus dia lakukan dengan tujuan peran sosial itu sendiri.

c. Kegagalan peran

Terjadi apabila seseorang tidak sanggup menjalankan beberapa peran sekaligus karena terdapat tuntutan-tuntutan yang saling bertentangan.

d. Kesenjangan peran (role distance)

Terjadi apabila seseorang harus menjalankan peran yang tidak menjadi prioritas hidupnya sehingga merasa tertekan atau tidak cocok menjalankan peran tersebut.

3. Kelas Sosial (sosial class)

Merujuk kepada pembedaan tingkatan/hieraki antar individu dalam sebuah masyarakat. Contohnya : Kelas menengah, golongan penguasaha dan kaum bangsawan.

D. Proses Pembentukan Kelompok, Lembaga dan Organisasi Sosial

Kelompok, lembaga sosial dan organisasi sosial terbentuk setelah individu bertemu dengan individu lain. Kelompok dan lembaga sosial haruslah berupa proses interaksi untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian dan konflik.

1. Kelompok dan asosiasi

Adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Menurut Robert Bierstedt, kelompok dibedakan berdasakan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antar kelompok, dan kesadadaran jenis. Ada 4 macam yaitu :

a. Kelompok statis

b. Kelompok kemasyarakatan

c. Kelompok asosiasi

Selain itu menurut Robert Bierstedt, berdasarkan keteraturannya terdapat kelompok :

a. Kelompok sosial yang teratur

1) In-group dan out-group

2) Kelompok primer dan sekunder

3) Paguyuban (gemeinschraf) dan patembayan (gesselschaft)

4) Formal group dan informal group

5) Membership group dan reference group

b. Kelompok sosial yang tidak teratur

1) Kerumunan (crowd)

2) Publik (orang yang berkumpulkarena mempunyai kesamaan kepentingan.

2. Lembaga

Suatu sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting.

Contohnya adalah keluarga, perkawinan, agama, pendidikan, dan ekonomi.

Tujuan lembaga sosial adalah memenuhi kebutuhan pook manusia. Fungsi lembaga sosial adalah :

a. Sebagai pedoman masyarakat dalam bertingkah laku

b. Menjaga keutuhan masyarakat

c. Menjadi pegangan untuk mengadakan sistem pengendalian sosial terhadap tingkah laku masyarakat.

Menurut Gillin dan Gillin cirri umum lembaga sosial adah :

a. Pola pemikiran dan perilaku terwujud dalam aktivitas masyarakat beserta hasilnya.

b. Mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu.

c. Mempunyai tujuan tertentu.

d. Mempunya alat kelengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga tersebut.

e. Mempunyai lambing/symbol untuk menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga tersebut.

f. Dalam merumuskan tujuan dan tata tertibnya, lembaga memiliki tradisi yang tertulis dan tidak tertulis.

3. Organisasi Sosial

Organisasi sosial dapat didefinisikan sebagai cara-cara perilaku masyarakat yang terorganisasikan secara sosial atau jaringan hubungan antara masyarakat yang bersangkutan di dalam suatu tempat dan waktu yang relative lama.

Berdasarkan sifatnya organisasi dibedakan menjadi :

a. Orgnisasi formal

b. Organisasi informal

E. Perubahan dan Dinamika Kehidupan Sosial

1. Pengertian

William F. Ogburn mengemukakan ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsure-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial.

Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

Mac Iver mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubhan terhadap keseimbangan atau equilibrium hubungan sosial.

Hans Garth dan C. Wright Mills, perubahan sosial adalh apapun yang terjadi dalam kurun waktu tertentu terhadap peran, lembaga atau tatan yang meliputi struktur sosial.

Samuel Koening, perbahan sosial merujuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.

Jadi perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam waktu tertentu terhadap organisasi sosial masyarakat yang meliputi nilai, norma, kebudayaan dan sistem sosial dengan cara memodifikasi pola-pola kehidupan manusa untuk memperoleh keseimbangan hubungan sosial.

2. Teori Perubahan Sosial

a. Teori Evolusi

Perubahan karena evolusi manusia (teori Darwin) mempengaruhi cara pengorganisasian masyarakat terutama hubungan kerjanya. Perubahan yang terjadi tidak selamanya membawa kemajuan, pemikir teori ini adalah Emile Durkheim dan Ferdinan Tonnies.

b. Teori Konflik

Konflik selalu ada daam masyarakat. Perubahan sosial disebabkan oleh konflik kelas antara kelompok tertindas dan kelompok penguasa. Pemikiran Karl Marx dan Dahrendorf sangat berpengaruh dalam teori ini.

c. Teori Funsionalis

Membahas cara lembaga sosial memenuhi kebutuhan sosial, terutama stabilitas sosial. Salah satunya dikemukakan William F. Ogburn tentang kejutan budaya (culture shock)

d. Teori Siklis

Dikemukakan oleh Oswald Spengler dan Arnold Toynbee, menurut teori ini perubahan masyarakat merupakan siklus, jadi masa ketika masyarakat masih muda, masyarakat dewasa, dan diakhiri dengan masa tua. Perubahan itu diakibatan adanya tantangan yang muncul baik dari dalam atau luar. Jadi masyarakat akan dapat bertahan jika mampu menghadapi tantangan tersebut.

3. Faktor penyebab Konflik

1. Faktor Internal

a. Bertambahnya atau berkurangnya penduduk

b. Adanya penemuan baru

c. Pertentangan/konflik masyarakat

d. Tejadinya revolusi atau peberontakan

e. Ideology

2. Faktor eksternal

a. Lingkungan alam fisik yang ada disekitar masyarakat

b. Peperangan

c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar